Kenali Ternak Lele Bioflok dengan Segala Keunggulan Serta Langkah Penerapannya

Kenali Ternak Lele Bioflok dengan Segala Keunggulan Serta Langkah Penerapannya – Produktivitas yang terus meningkat dari ternak lele bioflok karena sejumlah keunggulan membuatnya semakin populer. Sayangnya belum semua pengusaha lele mengetahui tentang sistem bioflok terlebih langkah-langkah dalam budidaya.

Bagi yang penasaran dan ingin mengenal lebih jauh, berikut telah dirangkumkan apa itu sistem bioflok dalam budidaya lele dan langkah-langkah penerapannya. Silahkan ikuti dengan baik, agar tidak ada yang ketinggalan.

Apa Itu Sistem Bioflok?

Sistem bioflok merupakan sistem yang pada dasarnya, memanfaatkan rekayasa lingkungan dengan mikroorganisme sebagai sumber utama. Di mana mikroorganisme dibuat ke dalam bentuk seperti flok atau gumpalan yang nantinya menjadi pakan alami ikan.

Pembiakan mikroorganisme, bisa dilakukan dengan menggunakan mikroorganisme bakteri probiotik (bukan patogen). Kemudian dibantu dengan aerator, yang berfungsi untuk memberikan pasokan oksigen beserta pengaduk air. 

Gumpalan mikroorganisme tidak terbatas hanya pada pakan alami lele saja, tapi juga bisa sebagai pengolah limbah dalam kolam. Artinya, lingkungan air dapat tetap terjaga mutu dari kotoran ikan.

Terdapat 3 komponen penting sebagai penentu keberhasilan penggunaan sistem bioflok pada ternak lele. Pertama kualitas dan kuantitas air yang dipakai dalam pengelolaan ikan. Kedua kualitas pada benih dan ketiga pakan yang kaya nutrisi bagi ikan.

Keunggulan Ternak Lele Bioflok 

Sedikit gambaran tentang sistem bioflok sudah dijabarkan, lalu apakah sistem ini memiliki keunggulan pada budidaya lele? Untuk menemukan jawabannya, mari lihat sejumlah poin berikut:

1. Lebih Hemat Lahan

Dalam proses penerapan sistem bioflok, pengusaha bisa memanfaatkan terpal dengan ukuran sesuai lahan yang ada sebagai kolam budidaya lele. Inilah yang kemudian membuat penggunaan lahan menjadi lebih hemat, dibandingkan budidaya lele konvensional.

2. Pemeliharaan Lebih Mudah

Mengenai pemeliharaan, konsep ternak lele dengan sistem bioflok cenderung lebih mudah dilakukan kontrol. Alasannya karena bentuk kolam, aliran air, pakan, secara langsung yang bisa diatur oleh masing-masing pengusaha ternak lele.

3. Hasil Ternak Lebih Layak Makan

Untuk urusan yang satu ini, dengan pemeliharaan mudah dijangkau membuat kondisi lingkungan menjadi bersih dan tidak kotor. Artinya hasil ternak lele bioflok semakin memiliki kualitas baik dalam konsumsi makanan.

4. Ramah Lingkungan 

Konsep konversi kotoran pada lele menjadi gumpalan oleh mikroorganisme membuat penerapan sistem bioflok cenderung ramah lingkungan. Ini melihat limbah yang dihasilkan lebih minim dan kekeruhan kolam tempat budidaya bisa dikurangi. 

5. Turut Mendukung Program Ketahanan Pangan

Keunggulan yang juga dapat dirasakan adalah ikut mendukung program ketahanan pangan terkait kecukupan protein hewani. Dimana data produksi yang cukup singkat hanya sekitar dua hingga empat bulan, ikan bisa dipanen.

Langkah-langkah Penerapan Sistem Bioflok

Bagi yang tertarik mencoba untuk menerapkan sistem bioflok kiranya bisa mengikuti beberapa langkah. Agar tidak bingung dan lebih jelas, inilah uraian poin langkah yang dapat diambil:

  • Persiapan kolam. Untuk langkah awal, siapkan terlebih dahulu kolam (sesuai lahan) dengan terpal yang disokong besi atau bambu supaya kokoh. Lalu atap, mesin aerator yang berfungsi dalam pasokan oksigen, dan saluran buangan.
  • Persiapan air. Lakukan pengaliran air, di hari pertama alirkan kira-kira 80 sampai 100 cm. Baru di hari kedua tabur probiotik (lima ml/m3), hari selanjutnya prebiotik (250 ml/m3) disertai dolomite (150 gr/m3).
  • Penaburan benih. Langkah selanjutnya dalam ternak lele bioflok dengan menaburkan benih berkualitas unggul ke dalam kolam yang diberi air. Lakukan penaburan mulai hari ketujuh hingga kesepuluh setelahnya tabur kembali prebiotik sebanyak 5 ml/m3.
  • Perawatan lele. Taburkan probiotik (sebanyak lima ml/m3), diikuti ragi tempe (satu sdm/m3). Disusul ragi tape (dua butir/m3) dan dolomite (dua ratus gr/m3). Buat 10 hari kedepan sebelum ikan lele mencapai ukuran 12 cm. 
  • Perawatan lele lanjutan. Apabila panjang lele sudah lebih 12 cm maka tabur kembali dengan perbedaan pada ragi tempe dan ragi tape. Dimana untuk ragi tempe (tiga sdm/m3) sedang ragi tape (delapan sdm/m3 paling maksimal).
  • Pemberian pakan. Langkah akhir, berikan pakan berkualitas unggulan dengan memperhatikan waktu (dua kali sehari) beserta aerasi. Kalau pakan yang diberikan hasil fermentasi probiotik berupa flok maka pakan dapat dikurangi kira-kira 30%.

Demikian rangkuman mengenai ternak lele bioflok yang bisa dijadikan sebagai bahan referensi apabila memiliki keinginan mencoba sistem nonkonvensional. Khusus untuk langkah-langkah penerapan, siapkan dan atur dengan benar aerasi, kondisi air dan pakan.

Leave a Comment